LINGGA – Dalam upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di tengah gejolak pasar, Polres Lingga bersama Perum Bulog dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga kembali melanjutkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar selama tiga hari, dari 22 hingga 24 Agustus 2025, di Simpang Pos Lantas Wismaria, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Sabtu (23/8/2025)
Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi tiga pilar kepolisian, pemerintah daerah, dan Bulog dalam menekan laju inflasi sekaligus memperkuat ketahanan pangan masyarakat. GPM hadir sebagai respons cepat atas dinamika harga bahan pokok yang kerap memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah.
AKBP Pahala Martua Nababan, S.H., S.I.K., M.H., Kapolres Lingga, melalui IPTU Maidir Riwanto, S.H., menegaskan bahwa peran Polri tidak hanya terbatas pada penegakan hukum, tetapi juga aktif dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi.
“Polri, dalam hal ini Polres Lingga, berkomitmen mendukung penuh program pemerintah untuk menekan inflasi dan menjamin distribusi pangan yang terjangkau bagi masyarakat. Gerakan Pangan Murah ini merupakan salah satu langkah konkret dalam mewujudkan hal tersebut,” ujar IPTU Maidir Riwanto.
Berbagai komoditas pokok dijual langsung kepada masyarakat dengan harga subsidi dan lebih rendah dari harga pasar, antara lain:
Beras SPHP Bulog (5 kg): 18 karung, Rp55.000 per karung
Minyak Goreng 123 (2 liter): 24 pack, Rp33.000 per pack
Tepung Terigu (1 kg): 20 pack, Rp8.000 per pack
Sirup: 10 botol, Rp5.000 per botol
Tisu: 20 bungkus, Rp5.000 per bungkus
Masyarakat menyambut positif kegiatan ini. Selain mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau, mereka juga memperoleh edukasi seputar ketahanan pangan dan pentingnya peran aktif seluruh pihak dalam menjaga stabilitas harga.
Dengan pengamanan dan pengawasan langsung dari jajaran Polres Lingga, kegiatan GPM berlangsung tertib dan aman. Kehadiran aparat kepolisian di lokasi turut menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi warga yang berbelanja.
Program ini diharapkan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak wilayah, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara luas, terutama oleh masyarakat lapisan bawah yang paling terdampak fluktuasi harga pangan.
